PROPOSAL PNELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN
METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 4 MERANGIN
DI SUSUN OLEH :
HAMIDA, S.Pd.I.
Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP NERERI 4 MERANGIN
2022
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang – undang Nomor 2 tahuan 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998 : 3 ). Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang
merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran (Purwanto, 1988:2). Tujuan instruksional dijabarkan menjadi Tujuan Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 4 Merangin, masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai Mata Pelajaran PAI dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep pelajaran PAI tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran PAI dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pelajaran PAI
Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.
Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini memilih judul “Peningkatan Prestasi Belajar PAI Dengan Metode DemonstrasiPada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Merangin.
- B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI dengan diterapkannya metode demonstrasi?
- Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
- Ingin mengetahui peningkatan Prestasi Belajar siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
- Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
- Bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran PAI
dengan metode demonstrasi.
- Bagi guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan metode demonstrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapi dengan baik.
- Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternatif cara pembelajaran PAI pada siswa dengan pemanfaatan metode pengajaran dalam mencapai tujuan intruksional.
BAB II KAJIAN TEORI
- Deskripsi Teori
- Prestasi Belajar
- a) Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar di artikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984:4), mengatakan bahwa: Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yanag dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.
Menurut Siti Partini (1980:49)”Prestasi belajar adalah hasil yang di capai oleh setiap orang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pndapat di atas Sunarya (1983:4)” Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa.
Dalam uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam menguasai mata pelajaran dalam periode tertentu.
- b) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang di peroleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh beberapa factor yang saling berkaitan.
Menurut Dimyati Mahmud (1989 : 84-87), mengatakan bahwa factor yang mempengaruhi prestasi belajar sisiwa mencangkup: “factor internal dan factor eksternal”. Sebagai berikut :
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang keluar dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N.Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk breprestasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini bias berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkers yang diterjemahkan Soenoro (1982:30), mengatakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalagh yang berasal dari si pelajar, factor yang berasal dari si pengajar”. Kedua factor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Faktor yang berasal dari si pelajar (siswa)
Faktor ini meliputi motivasi ,perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung,tingkat penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang dipelajari,kemampuan memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.
- Faktor yang berasal dari si pengajar (guru)
Faktor ini meliputi kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar, kemampuan menggerakan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-pokok masalah yang di ajarkan, kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung. Dari pendapat Rooijakkers tentang factor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat di berikan kesimpulan bahwa prestasi siswa di pengaruhi oleh dua daktor yaitu factor yang berasal dari si pelajar dan factor yang berasal dari si pengajar.
- Metode Demonstrasi
- a) Pengertian
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya :
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut :
- Tempat Penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMK Muhammadiyah Pagaralam dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak.
- Waktu Penelitian.
Penelitian Siklus I dilaksanakan bulan September, dan Siklus II
dilaksanakan pada bulan Oktober Siklus PTK.
PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan siswa dalam memahami materi.
- B. Subyek Penelitian
Karakteristik sebagai berikut :
- Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Merangin
- Alamat sekolah : Jln. RA Kartini Merangin Baru Bangko
- Kelas : VII ( Tujuh ) semester ganjil
- Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar Siswa pada pembelajaran PAI melalui metode demonstrasi, penulis melaksanakan penelitian di kelas VII (tujuh) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Siklus I :
- Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini penulis dibantu dengan guru PAI mencari data pada siswa yang dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan metode demonstrasi yang di terapkan oleh guru PAI. Misalnya dalam membaca Al-Quran yang mereka lakukan. Pencarian data ini dilakukan dengan tes hafalan surat pendek tentang bagaimana cara membaca dengan benar, dan video pembelajaran alquran.
- Pelaksanaan (Acting)
- a) Pelaksanaan Demonstrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.
- b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangka
- c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
- d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi it
- Pengamatan (observasi)
Pelaksanaan Metode Demonstrasi, siswa yang menjadi sampel penelitian dikelompokkan sehingga bisa dipantau oleh peneliti yang dibantu oleh guru yang lain.
- Refleksi (Reflecting)
Kegiatan evaluasi dan refleksi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai melaksanakan metode demonstrasi. Evaluasi dilakukan kepada siswa yang melakukan kesalahan atau pelanggaran dalam melaksanakan metode dengan cara memberi motivasi tentang pentingnya pelajran PAI, manfaat dan lain sebagainya dengan harapan mereka akan mengerjakan atau mengamalkan pelajrannya dengan baik dan benar.
Siklus II
Siklus duapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
- Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan siklus pertama.
- Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi hasil siklus pertama
- Pengamatan (Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa
- Refleksi (Reflecting)
Melaporkan hasil dari pengamatan siklus II.
- Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan sebanyak mungkin data atau informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu :
- Observasi/pengamatan langsung
Observasi langsung dilakukan pada saat siswa-siswi melaksanakan praktek sholat dhuhur berjamaah, untuk mengetahui bagaimana ketertibansiswa melaksanakan sholat, bacaan sholat, dan adab melaksanakan sholatdan lain sebagainya.
- Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar PAI, yang diperoleh melalui Praktek dan tes tulis oleh Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 4 merangin.
- E. Teknik Analisis Data
Tekinis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi, karena Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin Makmun, 2002: Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, Remaja Rosdakarya: bandung
Dasim Budimansyah, Dr., M.Si, 2003: Model Pembelajaran Berbasis Portofolio, Genesindo: Bandung
Dave Meier, 2002: The Accelerated Learning Hanbook, Panduan Kreatif dan
Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Kaifa: Bandung
Haryono, 2004. Konsep dan Terapan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Konteks
RRG, UNNES Semarang.
Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak. (1986). Didaktikdan Metodik. Bandung: Tarsito.
Roestiyah NK. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara- Surachmad, Winarno, 1995: Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsito
Suriswo, 2005: Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Tegal: UPS TegalWardono, 2003. Penerapan Mathematics Quantum Teaching untuk Meningkatkan Kesukaan Belajar dan Kreativitas Bidang Matematika pada Siswa SLTP, Fakultas MIPA Jurusan Matematika UNNES Semarang.
Strisno, Hadi, 1993: Metodologi Researh Jilid I, Yogyakarta: And offset
Winarni, Endang Retno, 2004. Hand Out mata Kuliah Metode Penelitian Kelas, Fakultas MIPA Jurusan Matematika UNNES Semarang.
Winkel, WS, 1993: Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia
Zaini, Hysam et.al, 2002: Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga